Pempek Palembang identik dengan ikan dan sagu. Namun belakangan, muncul inovasi kuliner bernama pempek tanpa ikan. Bentuknya mirip, disajikan dengan kuah cuko, bahkan rasanya tetap enak bagi sebagian orang.
Sehingga muncul pertanyaan: apakah pempek tanpa ikan masih pantas disebut pempek?
Secara turun-temurun, pempek dibuat dari ikan (tenggiri, gabus, atau ikan sungai) dan sagu. Ikan bukan hanya penambah rasa, tetapi inti dari identitas pempek Palembang.
“Kalau tidak pakai ikan, itu bukan pempek. Dari dulu nenek saya bilang, pempek itu cara orang Palembang menghargai ikan sungai.”
Menurutnya, menghilangkan ikan sama saja menghilangkan sejarah.
Kenapa Pempek Tanpa Ikan Tetap Dibuat?
Di sisi lain, realitas pasar ikut berubah. Harga ikan naik, pasokan tidak selalu stabil, dan selera konsumen makin beragam.
“Saya bikin pempek non-ikan bukan mau menggantikan pempek asli. Ini alternatif. Banyak pelanggan vegetarian atau yang alergi ikan, tapi tetap ingin rasa cuko dan tekstur pempek.”
Bagi pelaku usaha, pempek tanpa ikan adalah strategi bertahan dan inovasi, bukan penistaan tradisi.
Namun dari sisi pembeli, pendapatnya juga beragam.
Dewi (28), konsumen, mengaku cukup menikmati pempek tanpa ikan:
“Rasanya memang beda, tapi tetap enak. Buat saya, cuko itu kunci. Selama cuko-nya mantap, masih bisa dinikmati.”
Namun ada juga yang menolak keras.
“Kalau tanpa ikan, sebut saja olahan sagu. Jangan bawa-bawa nama pempek Palembang, karena itu identitas daerah.”
Menurut Dr. Arief, pemerhati kuliner nusantara, perdebatan ini wajar:
“Dalam ilmu kuliner, makanan tradisional bisa berevolusi. Tapi ada garis batas antara inovasi dan pengaburan identitas. Selama penamaannya jujur, pempek tanpa ikan sah sebagai produk turunan, bukan pempek asli.”
Dari berbagai sudut pandang, kesimpulannya mulai terlihat:
Secara budaya: pempek tanpa ikan bukan pempek Palembang autentik
Secara bisnis: sah sebagai inovasi dan alternatif
Secara konsumen: tergantung ekspektasi rasa dan pemahaman
Karena itu imenurut hemat penulis stilah yang lebih pas dipakai adalah pempek vegetarian, pempek non ikan, olahan sagu ala pempek.
Pempek tanpa ikan boleh ada, boleh enak, dan boleh laku.
Namun pempek Palembang sejati tetap berpijak pada ikan sebagai identitas utama.
Seperti kata Pak Herman di akhir wawancara:
“Inovasi silakan, tapi jangan hapus sejarah. Pempek itu bukan cuma makanan, tapi sejarah dan cerita.”
Lihat Juga:
Kenapa Orang-orang Tidak Suka Makan Ikan





